Kamis, 20 Juni 2013

Seks Saat Menstruasi, Boleh atau Tidak?

Seks Saat Menstruasi, Boleh atau Tidak? - Melakukan hubungan intim pada saat sedang menstruasi memang terkadang terasa begitu menggoda karena kedua pihak seringkali merasa tidak dapat menunda gejolak gairah yang memuncak.


Darah yang keluar saat menstruasi sebetulnya darah biasa akibat lepasnya selaput lendir rahim. Konotasinya sebagai darah 'kotor' merupakan anggapan yang terpengaruh oleh tradisi budaya dan nilai religius dari masyarakat.


Namun, pada saat berhubungan intim, akan terjadi gesekan antara penis dan vagina. Hal ini akan menimbulkan terjadinya lecet-lecet kecil yang tidak kasat mata (mikrolesi).


Saat menstruasi, lebih sulit membersihkan vagina secara total karena adanya darah yang keluar. Luka terbuka, sekecil apa pun, dapat menjadi awal dari terjadinya infeksi. Jadi, dari segi kesehatan pun, berhubungan seksual selama masa menstruasi sama sekali tidak dianjurkan.

Kamis, 06 Juni 2013

Jangan Gegabah Tangani Telinga Kemasukan Air

Jangan Gegabah Tangani Telinga Kemasukan Air - Pernahkan telinga Anda kemasukan air saat mandi atau berenang, kemudian ditetesi air lagi supaya airnya keluar? Cara tersebut ternyata berpotensi menimbulkan masalah serius pada telinga.

Dokter yang berpraktik di RS Jakarta dan RSUP Persahabatan, dr. Kartika Dwiyani, SpTHT-KL  menegaskan, "Memasukkan air kembali ke dalam telinga ditakutkan akan menyebabkan iritasi lebih lanjut karena kotornya air yang dimasukkan. Di samping juga tidak diketahuinya kondisi kesehatan di dalam telinga," katanya.

Apalagi ada dua kondisi di mana telinga tidak boleh kemasukan air: Adanya radang pada liang telinga dan kebocoran liang telinga.

Lantas bagaimana solusi terbaik bila telinga kemasukan air?

Solusinya, lanjut dokter yang akrab dipanggil dr Tika ini, tergantung dari kondisi telinga, apakah memang normal atau pernah didiagnosis menderita kebocoran liang telinga?

Telinga terdiri dari tiga bagian. Pertama, telinga luar yang terdiri dari daun telinga, liang sampai gendang telinga. Kedua, telinga tengah berupa ruangan kecil di balik gendang telinga yang terdapat saluran penghubung ke hidung bagian belakang. Ketiga, telinga dalam adalah bagian yang tertutup dari dunia luar, berisi organ saraf pendengaran dan keseimbangan.

Liang telinga sendiri adalah suatu saluran buntu yang sedikit berkelok membentuk huruf S, yang di ujung buntunya adalah gendang telinga. Dalam keadaan gendang telinga normal, satu-satunya pintu keluar dari liang telinga melalui lubang liang telinga.

"Pasien yang pernah didiagnosis menderita kebocoran gendang telinga, harus menghindari masuknya air ke dalam telinga, baik disengaja ataupun tidak, " tandas dokter yang jadi anggota Kelompok Studi Rinologi ini.

Untuk mencegah telinga kemasukan air, aktivitas berenang harus dihindari. Sebab, lanjut dr Tika, jika air masuk dan terperangkap dalam ruangan telinga tengah akan menyebabkan terjadinya infeksi (congek).

Hal sama dikemukakan dokter spesialis THT lainnya, dr. Trimartani SpTHT. Menurut dr. Trimartani, tersumbatnya air di dalam telinga bisa membahayakan karena air dapat masuk ke dalam tengah telinga dan bisa menjadi tempat tumbuh kuman.

Jika ini sudah terjadi, tambahnya, maka harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk pengobatan.

Untuk orang dengan gendang telinga normal namun kemasukan air, berikut dua solusi aman dari dr. Tika:
 
1.    Memiringkan telinga ke arah yang sakit, sehingga diharapkan air dapat keluar sesuai gerakan gravitasi.

2.    Dapat pula dibantu dengan  menarik daun telinga ke belakang atau menekan-nekan lubang telinga. Harapannya, air yang terperangkap di dalam liang telinga dapat keluar.

Sekali lagi, lanjut dr. Tika, jangan memasukkan air lagi hanya demi "menolong" telinga yang kemasukkan air. Sebab, kebiasaan tersebut justru membahayakan kesehatan telinga seperti:

1.    Dapat menyebabkan infeksi yang lebih berat. Sebagai contoh, jika memasukkan air ke dalam telinga, sedangkan telinga dalam keadaan iritasi atau radang, maka air akan menambah kelembapan liang telinga dan menjadi media yang baik untuk tumbuhnya bakteri dan jamur di liang telinga.

2.    Memasukkan air ke dalam telinga dalam kondisi gendang telinga yang bocor akan memicu terjadinya infeksi. Alhasil akan keluar cairan dari telinga yang dikenal sebagai congek.

3.    Memasukkan air ke dalam telinga yang mengandung zat-zat iritan atau mengandung kuman malah akan menyebabkan iritasi dan  infeksi lebih lanjut.

4.    Memasukkan air ke dalam telinga dengan suhu yang terlalu panas atau dingin, dapat memicu timbulnya vertigo (pusing berputar) karena rangsangan pada organ keseimbangan di dalam telinga.

Dua dokter spesialis THT tersebut sepakat, bahwa sebagian besar keluhan kemasukan air dalam telinga sebenarnya dapat sembuh dalam waktu sesaat. Karena air mudah menguap melalui lubang telinga.

"Bila keluhannya menetap, perlu dicurigai adanya kelainan. Penyebab terbanyak adalah akibat mengembangnya kotoran telinga, sehingga memenuhi liang telinga yang mengganggu pendengaran si pasien," tambah dr. Tika.

Saran dr Tika, segeralah periksa jika keluhan kemasukan air setelah berenang bersifat menetap. Pada kondisi kotoran telinga mengembang, dokter baru akan menyemprotkan air ke dalam telinga pasien untuk pembersihan. Air yang dimasukkan diharapkan dapat menciptakan tekanan yang mendorong kotoran keluar dari liang telinga.

Sebelum melakukan tindakan tersebut, dokter akan memeriksa keadaan liang telinga sebelumnya. Tujuannya untuk menilai apakah kondisi telinganya aman untuk dimasukkan air untuk pembersihan atau tidak.

Air yang dimasukkan biasanya mengandung antiseptik, dan suhunya harus sesuai dengan suhu tubuh.